Sabtu, 31 Oktober 2015

招き猫



招き猫はわかりますか。どうして店にたくさん飾りますか。
昔から、日本で猫ちゃんと修道士に友だちを作ってお寺にありました。猫ちゃんの名前はたまちゃんです。よく修道士と猫ちゃんを話していました。このとき、「いつもここにいると邪魔しないでください」修道士と言いました。たまちゃんは黙ってと邪魔しませんでした。一匹でお寺のドアに立つが好きです。
雨が降るのとき、木のお寺の近くに貴族さまが日陰に入はいっていました。貴族さまは狩りました、病気くてつかれる見えました。たまちゃんは手を振りました。貴族さまを見ました。すぐたまちゃんに近ずきました。たまちゃんは貴族さまを修道士に導くしました。貴族さまは安全でした。
きぞくさまがたてるので、お寺はごうかになりました。そして、たまちゃんは死ぬしました。たまちゃんはお寺の庭に埋蔵されました。人々は「招き猫」にあだ名をつけりました。『招き猫』というのは『幸運の猫を持って来る』という意味です。
招き猫は幸運猫です。会社と、家と、店に招き猫を飾ったら、友だちと顧客をよばれることがしたいです。
招き猫をかざり方は入る人は見ているために、入口にむきてください。かざりたら、他人がさわないようにしてください。『人のさわぐのエネルギイでらんざつしたから』と言いました。

Jumat, 01 Mei 2015

Kimono




Kimono adalah pakaian tradisional negara jepang untuk pria dan wanita yang sudah ada sejak dahulu kala. Pada jaman Edo, kimono mengalami perubahan yang sampai sekarang masih dipertahankan, yaitu lengan kimono yang sedikit lebih panjang bagi wanita yang belum menikah dan obi yang semakin besar. Kimono berasal dari kata “ki” yang berarti mengenakan, dan “mono” yang berarti pakaian. Jadi arti kimono adalah mengenakan pakaian.
Pita besar yang diikat di bagian belakang kimono disebut obi, pada awalnya obi diikat di bagian depan atau samping kimono sampai suatu ketika seorang aktor kabuki pada saat pagelaran mengenakan obi yang diikat di belakang kimono. Disinilah awal mula cara mengenakan kimono di zaman modern  berasal yang sekarang sering kali kita lihat.
Pakaian tradisional ini tidak hanya merupakan simbol dari keunikan tradisi di jepang tapi juga merupakan warisan budaya yang sangat dijaga oleh orang-orang jepang. Orang jepang sering memakai kimono diberbagai kesempatan seperti festival dan juga acara-acara formal.
Berikut ini adalah jenis-jenis kimono:

1.       Yukata (kimono musim panas)

Yukata juga disebut kimono, hanya saja fungsi dan penamaannya membuat kebanyakan orang berpikir bahwa yukata dan kimono berbeda. Yukata yang saat ini umum digunakan terbuat dari bahan katun tipis yang sangat nyaman dan sejuk saat digunakan, tidak heran jika yukata sangat cocok dikenakan saat musim panas tiba. Pada saat menghadiri festival musim panas di Jepang seperti  bon odori.

2.       Furisode, kimono yang melambangkan kedewasaan

Ketika anak perempuan di Jepang menginjak umur 20 tahun, orang tuanya akan menghadiahi anak tersebut dengan sebuah kimono saat perayaan せいじんのひ(Seijin No Hi) atau hari menuju dewasa sang anak. Umur 20 tahun merupakan sebuah tanggung jawab bagi sang anak, mereka telah diberi tanggung jawab penuh untuk semua hal yang ingin mereka lakukan. Furisode merupakan kimono berlengan pajang dan memiliki tampilan warna yang mencolok dan terbuat dari bahan kain sutra yang berkualitas tinggi.










3.       Homongi

Homongi melambangkan sebuah awal. baru bagi kehidupan wanita di Jepang, yaitu pernikahan. Banyak orang tua yang memberikan homongi sebagai  hadiah untuk anaknya yang baru saja menikah untuk mengganti furisode yang mereka miliki. Homongi biasanya dipakai oleh wanita Jepang yang sudah menikah pada saat upacara minum teh atau menghadiri upacara pernikahan.









4.       Tomesode

Tomesode adalah salah satu kimono resmi yang dipakai oleh wanita Jepang yang telah menikah. Dari segi fungsi tomesode juga dikenakan untuk menghadiri acara formal seperti pernikahan seperti layaknya homongi, tapi tomesode digunakan untukmenghadiri acara pernikahan dari kerabat dekat seperti saudara kandung. Dari segi tampilan, tomesode hanya memiliki satu warna yaitu warna hitam, berbeda dengan homongi yang memiliki warna lebih bervariasi.









5.       Kuromontsuki, kimono untuk laki-laki

Kimono ini memiliki desai yang berbeda dari kimono untuk perempuan, tidak ada pita besar yang diikat di bagian belakang kimono.














6.       Mofuku, kimono disaat berduka

Warna hitam adalah warna khas untuk menggambarkan rasa duka yang mendalam, begitu juga dengan kimono ini. Mofuku merupakan kimono resmi khusus dikenakan untuk menghadiri upacara pemakaman di Jepang. Tapi saat ini orang Jepang sudah mulai mengenakan jas hitam saat menghadiri upacara pemakaman, hanya sebagian saja yang masih mengenakan kimono hitam ini, biasanya para kerabat dekat (perempuan) dari sang almarhum yang mengenakan. 







7.       Uchikake

Berbeda dengan tomesode dan homongi, kimono ini benar-benar dipakai saat hari upacara pernikahan dari seorang perempuan di Jepang. Mereka memakai uchikake sebagai pakaian resmi saat mereka menikah, kimono yang satu ini merupakan yang paling indah dan yang paling mahal diantara semua jenis kimono yang ada sehingga kebanyakan keluarga akan menyewa kimono ini saat pernikahan anak mereka. Kimono ini memiliki desain yang unik menyerupai gaun, kain kimono memanjang sampai menyentuh tanah sehingga pengantin wanita harus dibantu saat mengenakan kimono ini.






Harga kimono sangat mahal, cara membuatnya pun tidak mudah. Kimono yang berbahan dasar sutra bisa dihargai Rp 50 juta keatas, bahkan ada yang sampai Rp 300 juta untuk satu set lengkap bersama obi, geta (sandal khusus kimono) dan aksesoris lainnya. Cara memakainyapun tidak sembarangan dan ada namanya tersendiri, yaitu kitsuke.

Bagi yang ingin tau cara mengenakan kimono, berikut tutorial mengenakan kimono yang saya ambil dari youtube:

Indahnya Hanami di Jepang






Musim semi di Jepang identik dengan mekarnya bunga Sakura. Saat bunga-bunga sakura bermekaran, orang-orang jepang berdatangan ke taman-taman untuk menyaksikannya sambil piknik. Piknik sambil melihat bunga Sakura ini disebut hanami.
Hanami berasal dari kata花を見る (Hana Wo Miru) yang artinya melihat bunga, lebih spesifiknya adalah melihat bunga Sakura yang bermekaran. Masyarakat Jepang menjadikan hanami sebagai rutinitas wajib mereka setiap tahunnya.  Kebiasaan yang sudah bertahan selama berabad-abad ini ternyata diadaptasi dari tradisi raja-rajai Dinasti Tang, Cina, yang gemar menanam pohon plum (Ume) di istana mereka. Para bangsawan Jepang pun mengikuti kebiasaan tersebut, tapi pada abad ke-8, obyek bunga yang dinikmati perlahan berganti menjadi bunga Sakura.
Saat hanami berlangsung, jangan heran saat kamu melihat masyarakat Jepang tumpah ruah di taman-taman yang tertanam bunga Sakura. Mereka akan menggelar tikar plastik, menyajikan dango (kue khas Jepang berbentuk bulat kecil yang terbuat dari tepung beras), bento (bekal yang berisi nasi dan lauk-pauk) dan sake (minuman keras khas Jepang), di bawah pohon Sakura. Sembari menikmati bekal, mereka akan bernyanyi, menari, bersenda gurau atau sekedar duduk menikmati indahnya Sakura.

7 Tempat Terbaik Menikmati Sakura di Tokyo, Jepang
Kalau ada yang berencana datang ke Tokyo, Jepang,  bulan Maret atau April, catat tempat-tempat di bawah ini untuk melihat mekarnya Sakura dari tempat terindah.

Shinjuku Gyoen

Taman ini adalah taman  terbesar di sekitar Shinjuku dengan luas 144 hektar. Terdapat  1500 pohon sakura berbagai jenis di dalamnya, cocok untuk kalian yang benar-benar ingin meresapi indahnya Sakura.

Sungai Meguro

Sungai ini  memiliki kurang lebih 800 pohon sakura yang berjajar di pinggirnya. Waktu terbaik untuk menikmati sakura di sini adalah malam hari, efek pencahayaannya akan menambah kesan indah dan romantis. Sayangnya, tidak banyak tempat untuk duduk-duduk dan piknik di sini, di sekitaran Sungai Meguro lebih cocok untuk berjalan-jalan.

Taman Ueno

Dengan luas sekitar 133 hektar,taman ini menjadi  tempat yang pas jika kamu mau melihat pesta hanami skala besar.  Di sini terdapat sekitar 1000 pohon sakura ditambah dengan kolam Shinobazu yang sangat indah. Pohon Sakura di taman ini termasuk pohon Sakura yang mekar lebih awal di Tokyo.

Taman Roppongi Hill

Ini adalah salah satu taman yang berada di pusat hiruk pikuk Tokyo. Tamannya tak terlalu luas dan hanya memiliki 75 pohon sakura, tapi pemandannya sangat indah saat malam hari. Beragam tanaman hias lain juga ada di taman yang diapit oleh gedung-gedung tinggi ini.

Pemakaman Aoyama

Pemakaman  yang terletak di Tokyo ini dijadikan tempat untuk merayakan hanami. Walaupun tempat ini adalah pemakaman, tapi keindahannya tidak dapat diragukan lagi. Ratusan pohon sakura berjejer menghiasi pemakaman sehingga tak tampak kesan seram di sini.

Kuil Yasukuni

Kuil Shinto di Tokyo ini memiliki 600 pohon sakura. Biasanya, perayaan hanami di sini  cukup ramai dan seringkali dihadiri setidaknya 200 atlit sumo.

Taman Inokashira

Ini adalah sebuah taman besar (95 hektar) dengan 1000 pohon sakura yang terletak di sebelah barat Tokyo. Taman ini banyak dikunjungi oleh mahasiswa dan juga popular dikalangan pasangan kekasih. Aktifitas terbaik yang bisa kamu lakukan di sini adalah menikmati pemandangan dari kolam dengan menggunakan perahu angsa.

Perhatikan hal-hal di bawah ini kalau mau ikut berhanami :
  • Bunga Sakura tidak mekar serentak di setiap tempat. Di Tokyo, Sakura biasanya mulai mekar pada awal April. Untuk tahu jadwal mekarnya Sakura, kamu dapat memantau ramalan cuaca.
  • Karena hanami dirayakan oleh hampir seluruh masyarakat Jepang, sudah pasti kamu akan kesulitan mencari tempat duduk saat festival berlangsung. Agar tidak kecewa, kamu bisa datang lebih awal ke titik hanami idaman. Saking sulitnya mencari tempat saat hanami,  ada beberapa perusahaan yang bahkan menugaskan karyawan mereka untuk menggelar tikar di taman 12 jam sebelum acara di mulai.
  • Karena sake jadi salah satu menu utama, sering kali kamu akan menemukan orang Jepang yang mabuk dan malah membuat keributan. Untuk menghindari hal ini pilih taman yang tidak terlalu ramai.
  • Kamu tidak membawa bekal makanan? Jangan khawatir, karena selama festival berlangsung kamu akan dengan mudah menemukan penjual makanan di pinggir jalan kota.
  • Bawa tikarmu sendiri dan lepas alas kaki saat duduk di tikar.
Oh ya, selain ada di Jepang, di Amerika Serikat (AS), tepatnya di Washington DC, ada juga perayaan serupa. Jangan heran, karena pada tahun 1912 pemerintah Jepang menerbangkan 3000 pohon sakura ke AS untuk memperingati hubungan baik kedua negara tersebut.
Nah, untuk Travel lads yang belum berkesempatan ikut hanami di Jepang, kamu bisa datang ke Kebun Raya Cibodas. Kalau di Jepang bunga Sakura hanya mekar sekali dalam setahun, di Kebun Raya Cibodas bunga bisa mekar 2 kali dalam satu tahun! Datanglah pada bulan Januari, Februari, Agustus dan September untuk melihat Sakura mekar dan berhanami ala Indonesia.